Langsung ke konten utama

Waspada 'Ular Panjang' Bernama Sesar Lembang

“Ular panjang” itu bernama Sesar Lembang. Dia membentang sepanjang 29 kilometer dari Kecamatan Padalarang di wilayah Bandung Barat hingga Kecamatan Cilengkrang di wilayah Bandung Timur.

Dalam penelitian yang telah dilakukan sejak 2011, Para ahli telah menemukan bahwa “ulang tahun gempa besar” Sesar Lembang adalah antara 170 sampai 670 tahun sekali. “Range-nya kan panjang sekali. Nah itu kita nggak bisa presisi kapan akan terjadinya (gempa besar lagi),”.

Hasil riset para ahli telah berhasil menembus jurnal internasional Tectonophysics pada 13 Desember 2018. Riset mereka menemukan bahwa potensi gempa besar Sesar Lembang bisa mencapai 6,5 sampai 7,0 magnitudo.

Kekuatan gempa sebesar itu bisa muncul bila enam bagian Sesar Lembang bergerak bersamaan. Keenam bagian “ular panjang” yang meliuk-liuk itu adalah Cimeta, Cipogor, Cihideung, Gunung Batu, Cikapundung, dan Batu Lonceng.

BMKG pernah membuat peta simulasi apabila Sesar Lembang memicu gempa berkekuatan 6,8 magnitudo. Hasilnya terlihat, daerah yang bakal terdampak paling parah oleh patahan aktif ini adalah kecamatan-kecamatan terdekatnya seperti Kecamatan Cisarua, Kecamatan Lembang, Kecamatan Parongpong, dan Kecamatan Ngamprah yang membentang dari wilayah Bandung Barat hingga Bandung Timur.

Dalam peta hasil simulasi gempa ini, wilayah Kampung Muril Rahayu yang berada di salah satu kecamatan itu tampak merah. Artinya jelas, wilayah itu berpotensi mengalami kerusakan berat hingga sangat berat.

Atas ancaman Sesar Lembang ini, Gubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan sebuah cetak biru ketangguhan masyarakat Jawa Barat terhadap kebencanaan. Namanya “West Java Resilience Culture Blue Print".

Semoga saja isinya, sebagaimana diharapkan oleh semua pihak, yaitu peta zona bahaya Sesar Lembang dan solusi untuk warga yang tinggal di sana.
#UlarPanjangBernamaSesarLembang
#WaspadaUlangTahunSesarLembang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

'Hena Masa Waja' Bukan Lagu Pemberontak

Untuk kekasihku Indonesia, Perkenalkan Kami adalah Maluku...Kami adalah Maluku.  Sperma seni yang dilarang menyanyikan 'Hena Masa Waja', sebelum RUU musik kalian ributkan di Gedung Rakyat dengan dalih Pembungkaman Suara. Mulut kami sudah dibungkam negara, saat Tifa su babunyi dengan pesan-pesan tetua dalam satu lirik lagu, yang dianggap bisa membubarkan sebuah Negara. Hena Masa Waja Letehoeniemoea o ... Joeri tasibea Salane kotika o ...  Hena Masa Waja Letehoeniemoea o ...  Joeri tasibea  Salane kotika o ... A ole roema e ...  Roema singgi sepa e ...  E..paoene..ite..kibi ratoe  Hira roli o.. Hena masa waja Letehoenimoea o..  Hena masa waja Letehoenimoea o..  Hena masa waja Letehoenimoea o..  Arti dari lagu ini adalah  Negeri Pertama, Negeri yang paling tinggi... Semua orang berada ditempat yang paling tinggi... disaat semua air ada menggenangi sekitar kita dikala itu... Lagu 'Hena Masa...

Anatomi atau Ricikan Keris Jawa

Dalam keris jawa terdapat rincian nama yang digunakan untuk menyebut bagian-bagian keris, nama-nama tersebut sering kali disebut sebagai Ricikan Keris. Nama-nama ricikan tersebut bisa diibaratkan seperti yang terdapat pada anatomi tubuh manusia, ada tangan, kaki, dada, pundak, kepala dan lain sebagainya. Ada banyak sekali jenis dan bentuk keris, masing-masing bentuk dan jenis biasanya akan memiliki nama yang berbeda. Semakin sederhana bentuk sebilah keris, maka akan sedikit pula ricikannya.  Secara sederhana sebilah keris memiliki tiga bagian, yakni: - Wilahan (bilah) - Bagian Ganja dan  - Pesi.  Bagian wilahan dapat dibagi tiga, yakni:  - Pucukan (bagian paling ujung yang runcing) - Awak-awak (bagian tubuh keris) dan  - Sor-soran (bagian bawah keris). Nama-nama ricikan keris paling banyak ditemukan pada bagian sor-soran keris. Hal ini karena motif dan ornamen keris lebih banyak terdapat dibagian bawah/pangkal keris. Adapun ...

Masuknya Islam ke Tanah Cenderawasih

Teori tentang sejarah masuknya Islam ke Papua selama ini belum menjadi suatu penilaian khusus. Hal ini mungkin terjadi karena terbatasnya sumber-sumber lokal maupun asing yang membicarakan Islam di Papua. Selain itu, faktor letak geografis yang berada di ujung paling Timur Indonesia dan kondisi alam Papua sulit ditembus dan dijangkau karena dipenuhi hutan belantara. Papua dalam historiografi Islam di Indonesia belum banyak diungkap oleh kalangan sejarawan. Mungkin karena pulau Papua dianggap sebagai daerah pinggiran di Nusantara dan belum tersentuh pengaruh Islam. Kesan yang timbul selama ini, penduduk asli Papua identik dengan pemeluk agama Kristen dan Katolik. Pada realitasnya, proses awal Islamisasi di Papua telah terjadi sekitar abad XV-XVI, melalui kontak perdagangan, budaya, dan politik dengan kerajaan-kerajaan Islam di Maluku Utara (Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo). Masuknya agama Islam ke Papua pun memiliki berbagai macam versi, yaitu versi Bacan, versi Aceh, v...