Jaman Megalitikum atau yang juga biasa disebut dengan zaman batu besar berasal dari kata mega yang berarti besar dan kata lithikum atau lithos yang berarti batu. Zaman batu besar banyak meninggalkan benda hasil budaya yang berupa bangunan-bangunan besar yang mempunyai fungsi sebagai sarana untuk melakukan pemujaan terhadap roh nenek moyang.
Kebudayaan ini berlangsung setelah zaman neolithikum, Hingga sampai saat ini kita masih dapat melihat benda-benda peninggalan zaman ini di berbagai wilayah indonesia. Contoh hasil budaya batu besar ini antara lain berupa Menhir, Punden Berundak, Dolmen, Kubur Batu, Sarkofagus, Waruga, dan berbagai jenis Arca yang berukuran besar.
Untuk kali ini kita akan membahas tentang Punden Berundak yaitu Sebuah bangunan yang di susun secara bertingkat-tingkat yang berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap Tuhan & Leluhur. Seiring berjalannya waktu, bangunan ini kemudian berkembang menjadi konsep dasar pada bangunan candi hindu dan candi buddha.
Sementara yang kita ketahui bahwa, Para Leluhur begitu menikmati cara mereka dekat dengan Tuhan, sehingga mereka membangun sebuah tempat yang berada diketinggian, kenapa ??? Mungkin mereka awalnya berfikir untuk dekat dengan Tuhan sangatlah dibutuhkan ketenangan (red.Transedental).
Kali ini kita akan mengupas lebih jauh tentang Situs Megalitikum Gunung Padang, yang berada didesa Campaka, Kecamatan Karya Mukti, Kabupaten Cianjur - Jawa Barat, yang sekarang telah mencengangkan Para Peneliti Dunia sehingga membuat, para penghianat Sejarah Dunia, mencoba mencari-cari cara, agar Situs tersebut bisa hilang atau diputar seakan-akan menjadi tidak berarti dikemudian hari. Bagi saya Situs ini menjadi bukti kuat, bahwa Nusantara adalah Pusat Peradaban Dunia yang sesungguhnya.
Oleh karena itu sebagai generasi penerus bangsa, kita selayaknya merangkul semua pihak, agar Eskavasi(penggalian)Sejarah bangunan tersebut, bisa terus dilanjutkan sampai titik dimana, semua masyarakat dunia mengetahui, apa yang disebut "Pusat Peradaban Dunia".
Situs yang diperkirakan berusia 25.000sm, sekarang merupakan salah satu bangunan yang tertua didunia, karena telah menggeser kemasyuran Gopekli Tepe(Turki), Piramida Giza(Mesir) & Machu Pichu(Peru), serta bangunan bersejarah dunia lainnya.
Situs Gunung Padang mempunyai 5 teras yang tersusun rapi, dan juga kalau kita cermati dengan teliti semua batu yang tersusun dan membentuk Punden berundak ini kebanyakan berbentuk segi empat & segi lima. Dan yang mencengangkan lagi adalah semua batu tersebut seperti ditancapkan kedalam punggung bukit, seperti sama sekali tidak menggunakan alat perekat tertentu.
Pada TERAS 1 ada sebuah ruangan yang terdapat 2 batu musik, yang sepertinya dahulu digunakan sebagai ruang tamu. Dan disebelahnya ada sebuah gundukan batu, yang oleh masyarakat sekitar disebut Jabbal Nur. Entahlah karena kebenaran nama tersebut sampai saat ini masih dipertanyakan.
Naik ke TERAS Ke 2 kita dibuat takjub oleh sebuah pemandangan yang disuguhkan oleh Alam Nusantara, karena dengan jelas kita bisa melihat objek Gunung Gede - Pangrango yang menjulang keangkasa raya.
Di TERAS 3 kita akan melihat sebuah batu yang terdapat bekas tapak Harimau,
SelanjutnyaTERAS 4-5 terdapat sebuah tempat istirahat yang terbuat dari batu, konon katanya itu tempat Leluhur dulu, mencoba mendekatkan diri kepada Sang Hyang Ghusti.
kebetulan sekali saya pernah menginap semalam ditempat tersebut, dan yang luar biasa saya rasakan adalah, saya seperti berada di Alam yang sangat berbeda, atau tepatnya seperti larut dalam masa dimana bangunan tersebut masih digunakan dahulu kala.
Dari cerita beberapa penduduk lokal sekitar Situs, masih banyaknya peninggalan-peninggalan yang berserakan disekitar areal tersebut. Yang tentunya berkaitan erat dengan situs Gunung Padang.
Semakin kita tidak memperdulikan Cagar Budaya tersebut. Mirisnya lagi dana pelestarian cagar budaya tersebut tersendat-sendat sampai saat ini. Bagaimana mungkin kita Bangsa yang besar, tidak sanggup melestarikan Cagar Budaya sendiri, sementara untuk sumbangan perang Palestina-Israel, Suaka Rohingya sampai pembebasan hukuman pancung, kita sanggup gelontorkan sampai milyaran rupiah.
Justru hal tersebut akan memberi peluang kepada bangsa asing, untuk berlomba-lomba menawarkan diri seakan-akan turut prihatin, seperti kasus yang pernah terjadi ada sekelompok orang mendatangi Tim TTRM, untuk berani membayar hasil riset Gunung Padang sebesar 21Trilyun.
Untuk bangsa asing yang mulai terusik dengan keberadaan Situs tersebut, justru berani melakukan segala cara, agar hasil riset itu dihilangkan, kenapa ??? Apabila riset tentang Gunung Padang terkuak, akan terbalik semua literatur Sejarah yang ada didunia. Dan mereka bangsa asing tidak akan pernah rela, untuk membiarkan bangsa ini kembali menjadi Bangsa Atlantis yang dulu pernah ada.
Penulis: Firmansyah Mawero
Komentar
Posting Komentar