Langsung ke konten utama

Bedanya Sumba dan Sumbawa



Eksistensi Sumba dan Sumbawa semakin naik daun belakangan. Keduanya ramai diperbincangkan karena potensi wisata alam dan budaya yang menakjubkan. Sayangnya, banyak yang tak tahu kalau Sumba dan Sumbawa itu berbeda.
Apa kamu termasuk golongan yang menganggap Sumba dan Sumbawa itu sama? Mari kita lihat apa bedanya kedua pulau tersebut.

1. Sumba dan Sumbawa adalah pulau yang berbeda
Sumba termasuk golongan pulau besar yang secara administrasi terdata sebagai bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur atau NTT. Sementara itu, Sumbawa adalah pulau yang tercatat sebagai bagian wilayah Nusa Tenggara Barat atau NTB.
Keduanya ada di pulau yang berbeda. Sumbawa lebih dekat dengan Lombok, sedangkan Sumba, berada di bagian bawah Pulau Flores atau berada di bagian selatannya.

2. Sama-sama identik dengan kuda, tapi punya tradisi budaya berbeda
Sumbawa punya kuda liar yang bisa ditemukan di daratan pulau tersebut. Kuda ini merupakan salah satu rumpun lokal yang punya ciri khas warna tubuh dominan. Bentuk tubuhnya relatif kecil dan punggungnya rata. Kuda Sumbawa punya ekor panjang dan berbulu lebat.
Sumbawa punya tradisi balapan kuda. Biasanya diadakan bersamaan dengan Festival Moyo yang berlangsung sekitar Agustus-September.
Sedangkan, kuda Sumba sering disebut sebagai sandalwood pony. Kuda ini dikenal menjadi kuda pacu. Orang lokal sering memanfaatkannya sebagai alternatif kendaraan hingga sekarang. Warna rambut kuda Sumba bervariasi. Ada hitam, putih, merah, dragem, hitam maid (brownish black), bopong (krem), abu-abu (dawuk), dan belang (plongko).
Orang lokal punya tradisi Pasola atau tarian perang. Saat tradisi digelar, kuda-kuda dimanfaatkan sebagai kendaraan perangnya. Pasola biasanya digelar pada Februari dan Maret. Masing-masing rumah adat punya jadwal Pasola sendiri-sendiri.

3. Sumba identik dengan Bukit Wairinding, sedangkan Sumbawa lekat dengan Pulau Kenawa
Sumba punya destinasi wisata unggulan yang belakangan sangat kesohor. Namanya Bukit Wairinding. Bukit itu terdiri atas lapisan hamparan padang rumput yang luas. Biasanya, orang yang datang akan berfoto saat matahari terbit atau terbenam.
Bentang alam yang eksotis ini mampu mengangkat Sumba ke layar lebar. Beberapa sineas sempat imembingkainya dalam film yang diputar di layar lebar. Seperti dalam film "Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak", "Pendekat Tongkat Emas", dan "Susah Sinyal".
Sementara itu, Sumbawa punya pulau tak berpenghuni bernama Kenawa yang tak kalah kesohor. Pulau ini sepi dan sama sekali tak ditempati penduduk. Namun, pemandangannya sangat indah. Ada bukit kecil di tengah pulau. Bukit ini menjadi ikon Kenawa. Untuk bermalam di sana, kamu harus camping.

4. Keduanya punya rumah adat yang berbeda juga, lho!
Rumah adat Sumba disebut juga dengan rumah berpuncak atau uma mbatangu. Atapnya runcing dan tinggi. Atap itu erat hubungannya dengan kepercayaan marapu. Di dalamnya terdapat benda-benda pusaka dan peranti lain berhubungan dengan hal-hal metafisika.
Sementara itu, Sumbawa punya rumah adat bernama "Rumah dalam Loka". Rumah ini merupakan istana yang didirikan oleh pemerintahan Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III di Pulau Sumbawa. Kabarnya, rumah ini sekarang digunakan untuk menyimpan benda bersejarah milik Kabupaten Sumbawa.
Jadi, sekarang, jangan salah lagi menyebut Sumba dan Sumbawa, ya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Georgia Guidestones, Tugu Misterius AS

 Foto: Istimewa Struktur berbahan granit yang berdiri di puncak tertinggi Elbert County ini merupakan salah satu monumen paling misterius di muka bumi.  Meskipun ukurannya jauh lebih kecil dari monumen-monumen fenomenal seperti Stonehenge dan Gobekli Tepe, tetapi situs sejarah yang berdiri pada tahun 1980 ini menjadi pembicaraan dan sumber spekulasi para pecinta teori konspirasi di dunia hingga sekarang. Menurut keterangan Wikipedia, monumen ini terdiri dari empat buah lempeng granit berukuran besar bertuliskan pesan dalam delapan bahasa, antara lain bahasa Arab, Yunani kuno, Sansekerta, piktograf Babilonia kuno, dan hieroglif.  Isinya adalah sepuluh pesan yang ditujukan untuk seluruh umat manusia yang intinya adalah saran untuk: (1) menciptakan sebuah pemerintahan universal yang mengatur seluruh dunia dalam satu tatanan milik bersama,  (2) menjaga keseimbangan antara populasi manusia dan alam (dengan menjaga jumlah penduduk dunia agar tidak lebih dari 500.000.000

Logika Pemilih

Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tinggal menghitung hari. Berbagai fenomena mewarnai pesta demokrasi yang menurut  Afan Gaffar (1999),  sebenarnya kita masih memasuki “transisi” menuju demokrasi. Artinya sesungguhnya kita saat ini masih berada pada wilayah peralihan pada keadaaan yang belum stabil di mana kita mencoba memasuki wilayah demokrasi. Pernyataan Gaffar 15 tahun yang lalu itu tampaknya masih relevan dengan keadaan sekarang. Mengapa demikian? Karena seperti apa yang disampaikan  Samuel Huntington (1990)  bahwa stabilitas di bidang politik itu berkolerasi dengan pemerataan sosio-ekonomi. Sementara ketimbangan sosio-ekonomi di Indonesia masih besar.  Menurut  K usman Sadik (dalam situs hizbut-tahrir.or.id, diakses 21 Juni 2014) , disebutkan bahwa angka kemiskinan di Indonesia yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tidak sesuai realita.  Sadik menjelaskan, Garis kemiskinan yang digunakan BPS, adalah orang yang memiliki penghasilan sekitar Rp 8 ribu

'Hena Masa Waja' Bukan Lagu Pemberontak

Untuk kekasihku Indonesia, Perkenalkan Kami adalah Maluku...Kami adalah Maluku.  Sperma seni yang dilarang menyanyikan 'Hena Masa Waja', sebelum RUU musik kalian ributkan di Gedung Rakyat dengan dalih Pembungkaman Suara. Mulut kami sudah dibungkam negara, saat Tifa su babunyi dengan pesan-pesan tetua dalam satu lirik lagu, yang dianggap bisa membubarkan sebuah Negara. Hena Masa Waja Letehoeniemoea o ... Joeri tasibea Salane kotika o ...  Hena Masa Waja Letehoeniemoea o ...  Joeri tasibea  Salane kotika o ... A ole roema e ...  Roema singgi sepa e ...  E..paoene..ite..kibi ratoe  Hira roli o.. Hena masa waja Letehoenimoea o..  Hena masa waja Letehoenimoea o..  Hena masa waja Letehoenimoea o..  Arti dari lagu ini adalah  Negeri Pertama, Negeri yang paling tinggi... Semua orang berada ditempat yang paling tinggi... disaat semua air ada menggenangi sekitar kita dikala itu... Lagu 'Hena Masa Waja' adalah lagu Leluhur orang Maluk