Langsung ke konten utama

'Hena Masa Waja' Bukan Lagu Pemberontak


Untuk kekasihku Indonesia, Perkenalkan Kami adalah Maluku...Kami adalah Maluku. 

Sperma seni yang dilarang menyanyikan 'Hena Masa Waja', sebelum RUU musik kalian ributkan di Gedung Rakyat dengan dalih Pembungkaman Suara. Mulut kami sudah dibungkam negara, saat Tifa su babunyi dengan pesan-pesan tetua dalam satu lirik lagu, yang dianggap bisa membubarkan sebuah Negara.

Hena Masa Waja Letehoeniemoea o ... Joeri tasibea Salane kotika o ... 
Hena Masa Waja Letehoeniemoea o ... 
Joeri tasibea 
Salane kotika o ... A ole roema e ... 
Roema singgi sepa e ... 
E..paoene..ite..kibi ratoe 
Hira roli o..

Hena masa waja Letehoenimoea o.. 
Hena masa waja Letehoenimoea o.. 
Hena masa waja Letehoenimoea o.. 

Arti dari lagu ini adalah 
Negeri Pertama, Negeri yang paling tinggi...
Semua orang berada ditempat yang paling tinggi...
disaat semua air ada menggenangi sekitar kita dikala itu...

Lagu 'Hena Masa Waja' adalah lagu Leluhur orang Maluku, yang sempat tidak boleh dinyanyikan, karena dianggap lagu pemberontak. 

Padahal lagu ini ada sebelum Republik Indonesia ada. 
Bahkan lagu ini menjadi identitas bagi orang Maluku


Salam Maluku Satu Darah !!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Georgia Guidestones, Tugu Misterius AS

 Foto: Istimewa Struktur berbahan granit yang berdiri di puncak tertinggi Elbert County ini merupakan salah satu monumen paling misterius di muka bumi.  Meskipun ukurannya jauh lebih kecil dari monumen-monumen fenomenal seperti Stonehenge dan Gobekli Tepe, tetapi situs sejarah yang berdiri pada tahun 1980 ini menjadi pembicaraan dan sumber spekulasi para pecinta teori konspirasi di dunia hingga sekarang. Menurut keterangan Wikipedia, monumen ini terdiri dari empat buah lempeng granit berukuran besar bertuliskan pesan dalam delapan bahasa, antara lain bahasa Arab, Yunani kuno, Sansekerta, piktograf Babilonia kuno, dan hieroglif.  Isinya adalah sepuluh pesan yang ditujukan untuk seluruh umat manusia yang intinya adalah saran untuk: (1) menciptakan sebuah pemerintahan universal yang mengatur seluruh dunia dalam satu tatanan milik bersama,  (2) menjaga keseimbangan antara populasi manusia dan alam (dengan menjaga jumlah penduduk dunia agar tidak lebih dari 500.000.000

Logika Pemilih

Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tinggal menghitung hari. Berbagai fenomena mewarnai pesta demokrasi yang menurut  Afan Gaffar (1999),  sebenarnya kita masih memasuki “transisi” menuju demokrasi. Artinya sesungguhnya kita saat ini masih berada pada wilayah peralihan pada keadaaan yang belum stabil di mana kita mencoba memasuki wilayah demokrasi. Pernyataan Gaffar 15 tahun yang lalu itu tampaknya masih relevan dengan keadaan sekarang. Mengapa demikian? Karena seperti apa yang disampaikan  Samuel Huntington (1990)  bahwa stabilitas di bidang politik itu berkolerasi dengan pemerataan sosio-ekonomi. Sementara ketimbangan sosio-ekonomi di Indonesia masih besar.  Menurut  K usman Sadik (dalam situs hizbut-tahrir.or.id, diakses 21 Juni 2014) , disebutkan bahwa angka kemiskinan di Indonesia yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tidak sesuai realita.  Sadik menjelaskan, Garis kemiskinan yang digunakan BPS, adalah orang yang memiliki penghasilan sekitar Rp 8 ribu