Nama Tepuis berasal dari kata "Tepui" yang artinya "Rumah Para Dewa". Mungkin hal ini dikarenakan ketinggiannya yang mencapai awan. Tepui sendiri diambil dari bahasa orang-orang Pemon yang tinggal di Gran Sabana.
Tepuis memiliki beberapa tingkatan ketinggian. Ketinggian terendah mencapai 1.000 meter diatas hutan sekitarnya. Sementara yang tertinggi memiliki ketinggian hingga 3.000 meter.
Diantara beberapa pegunungan tinggi di Gran Saban, hanya tiga pegunungan saja yang bisa diakses dengan berjalan kaki.
Sedangkan yang paling mudah diakses adalah pegunungan Roraima, yang memiliki ketinggian 2.180 meter.
Ketinggian Tepuis menyebabkannya memiliki iklim yang jauh berbeda, dengan hutan-hutan pada umumnya yang tumbuh diatas tanah. Pada bagian atas cenderung terasa dingin, sedangkan bagian bawahnya memiliki suhu yang hangat dan lembab.
Kondisi ini membuat tanaman yang tumbuh disana beradaptasi dengan sangat keras, sehingga banyak ditemui spesies-spesies yang unik.
Dalam teorinya, Tepuis diketahui merupakan sisa dari periode Prakambrium, yang ada awalnya menutupi perbatasan Utara dari Amazon Basin dan Orinoco, antara pantai Atlantik dan Rio Negro. Dataran besar ini selama jutaan tahun terkikis hingga yang tertinggal hanyalah Tepuis.
Ada sebanyak 115 gunung yang berbentuk seperti meja di wilayah Gran Sabana sebelah tenggara dari Venezuela ini. Akan tetapi yang paling tertinggi hanyalah Tepuis. Sedangkan yang paling terkenal diantara semuanya adalah Gunung Roraima.
Gunung ini pertama kali dijelajahi pada tahun 1984, Dan hingga kini sering dijadikan tujuan populer para wisatawan.
Tidak hanya itu, gunung ini juga menjadi inspirasi bagi penulis asal Skotlandia yang bernama Arthur Conan Doyle, hingga melahirkan novelnya yang berjudul "The Lost World".
Foto ini adalah salah satu dari banyak yang menunjukkan batang pohon purba kuno. Namun, lebih dari sekedar mengagumi seberapa besar pohon yang diduga pada jaman dahulu.
Menurut beberapa teori konspirasi, gambar seperti ini berfungsi sebagai bukti bahwa, bumi pernah ditempati oleh pohon-pohon besar dan bahwa hutan kita saat ini hanyalah semak-semak yang telah ditinggali.
Pohon raksasa dalam teori "There is no Forest" tersebut sangat besar.
Pada saat ini diketahui pohon tertinggi dibumi "Hyperion", hanya berukuran 380,3 kaki atau setara dengan 115,9 meter tingginya.
Dalam ringkasan teori tersebut disebutkan bahwa, inilah bagaimana teori tentang "Tidak ada Hutan" mulai menyebar. Sebenarnya teori tersebut tetap meyakini tentang hal-hal yang kita sebut hutan saat ini, namun kenyataannya hal tersebut hanya merupakan dataran rendah, sedangkan sisa-sisa kekayaan ekologis dunia yang kaya, yang pada jaman dahulunya, dapat menumbuhkan pohon setinggi 40 mil atau setinggi 64 km setinggi langit, dengan lebar batang pohonnya diperkirakan mencapai 2 mil.
Bagaimana mereka bisa mengetahui hal tersebut ? Hal ini diketahui dari bukti pohon raksasa yang telah meninggalkan tunggul mereka dibumi. Pegunungan yang menjulang dengan atasnya yang berbentuk datar, sebenarnya adalah sisa-sisa pohon raksasa yang entah bagaimana diduga telah ditebang oleh mesin yang sangat besar. Dan sedangkan gunung bergerigi adalah tunggul pohon yang terjatuh atau tumbang dalam bencana besar, yang diteorikan dengan sebuah perang nuklir atau kebakaran besar pada peradaban dahulu.
Hal ini salah satunya dapat dilihat, dari sebuah kisah perang Mahabharata (perang nuklir). Kisah ini menceritakan konflik hebat keturunan Pandu dan Dristarasta, dalam memperebutkan tahta kerajaan.
Silahkan Anda Analisa !!!!
Komentar
Posting Komentar