Langsung ke konten utama

Nenek Moyangku Seorang Pelaut


Pernah dengar istilah Nenek Moyangku seorang Pelaut ??? Sepakat kata-kata itu ditujukan kepada para Leluhur kita, yang sudah teruji mengarungi 5 samudera yang ada didunia. 

Sebagai Bangsa yang kaya (baca : maaf bukan bermaksud jumawa...karena kenyataan), Leluhur kita juga seorang Pedagang besar, dengan kekuatan armada yang besar, mereka dapat mencapai tujuan yang diinginkan dengan melewati perairan yang sangat luas.

 Terbukti kapal Pinisi sampai saat ini terus dipergunakan, sebagai tempat pelatihan para kadet AL sampai saat ini (baca : hebat !!!), itulah kenapa Nusantara disebut sebagai Pusat Peradaban Budaya Dunia.

Dari Cengkeh saja masyarakat dunia tidak bisa memungkiri, bahwa itu salah satu bahan pengawet untuk mumi dimesir 1300SM...menakjubkan bukan !!!

Jadi bisa diambil kesimpulan dari tulisan diatas adalah, apakah mungkin bangsa arab sebagai Pedagang & Pelaut Ulung ??? Sementara geografisnya saja tidak memungkinkan itu terjadi. Gurun pasir, hewan domestikasi hanya unta, tidak banyaknya bahan untuk pembuatan kapal sebesar dan sekelas Pinisi atau Jung Jawa, kenapa karena tidak akan mungkin memakai pohon kurma sebagai bahan dasar pembuatan kapal.

Jadi saatnya bilang kepada dunia kitalah yang berdagang keseluruh penjuru dunia, dan tentu saja itu sudah membuktikan kita bangsa yang memiliki tehnologi kapal dan para Pelaut Ulung dunia, itu sebabnya kita dijuluki "Bangsa Maritim"

Salam Nusantara




Penulis : Firmansyah Mawero

Komentar

Postingan populer dari blog ini

'Hena Masa Waja' Bukan Lagu Pemberontak

Untuk kekasihku Indonesia, Perkenalkan Kami adalah Maluku...Kami adalah Maluku.  Sperma seni yang dilarang menyanyikan 'Hena Masa Waja', sebelum RUU musik kalian ributkan di Gedung Rakyat dengan dalih Pembungkaman Suara. Mulut kami sudah dibungkam negara, saat Tifa su babunyi dengan pesan-pesan tetua dalam satu lirik lagu, yang dianggap bisa membubarkan sebuah Negara. Hena Masa Waja Letehoeniemoea o ... Joeri tasibea Salane kotika o ...  Hena Masa Waja Letehoeniemoea o ...  Joeri tasibea  Salane kotika o ... A ole roema e ...  Roema singgi sepa e ...  E..paoene..ite..kibi ratoe  Hira roli o.. Hena masa waja Letehoenimoea o..  Hena masa waja Letehoenimoea o..  Hena masa waja Letehoenimoea o..  Arti dari lagu ini adalah  Negeri Pertama, Negeri yang paling tinggi... Semua orang berada ditempat yang paling tinggi... disaat semua air ada menggenangi sekitar kita dikala itu... Lagu 'Hena Masa...

Anatomi atau Ricikan Keris Jawa

Dalam keris jawa terdapat rincian nama yang digunakan untuk menyebut bagian-bagian keris, nama-nama tersebut sering kali disebut sebagai Ricikan Keris. Nama-nama ricikan tersebut bisa diibaratkan seperti yang terdapat pada anatomi tubuh manusia, ada tangan, kaki, dada, pundak, kepala dan lain sebagainya. Ada banyak sekali jenis dan bentuk keris, masing-masing bentuk dan jenis biasanya akan memiliki nama yang berbeda. Semakin sederhana bentuk sebilah keris, maka akan sedikit pula ricikannya.  Secara sederhana sebilah keris memiliki tiga bagian, yakni: - Wilahan (bilah) - Bagian Ganja dan  - Pesi.  Bagian wilahan dapat dibagi tiga, yakni:  - Pucukan (bagian paling ujung yang runcing) - Awak-awak (bagian tubuh keris) dan  - Sor-soran (bagian bawah keris). Nama-nama ricikan keris paling banyak ditemukan pada bagian sor-soran keris. Hal ini karena motif dan ornamen keris lebih banyak terdapat dibagian bawah/pangkal keris. Adapun ...

Masuknya Islam ke Tanah Cenderawasih

Teori tentang sejarah masuknya Islam ke Papua selama ini belum menjadi suatu penilaian khusus. Hal ini mungkin terjadi karena terbatasnya sumber-sumber lokal maupun asing yang membicarakan Islam di Papua. Selain itu, faktor letak geografis yang berada di ujung paling Timur Indonesia dan kondisi alam Papua sulit ditembus dan dijangkau karena dipenuhi hutan belantara. Papua dalam historiografi Islam di Indonesia belum banyak diungkap oleh kalangan sejarawan. Mungkin karena pulau Papua dianggap sebagai daerah pinggiran di Nusantara dan belum tersentuh pengaruh Islam. Kesan yang timbul selama ini, penduduk asli Papua identik dengan pemeluk agama Kristen dan Katolik. Pada realitasnya, proses awal Islamisasi di Papua telah terjadi sekitar abad XV-XVI, melalui kontak perdagangan, budaya, dan politik dengan kerajaan-kerajaan Islam di Maluku Utara (Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo). Masuknya agama Islam ke Papua pun memiliki berbagai macam versi, yaitu versi Bacan, versi Aceh, v...