Langsung ke konten utama

Riwayat Mustika Jaya


Kecamatan yang berada di bagian barat tambun utara dan di huni oleh sekitar 313.726 (data 2020) jiwa ini, mempunyai sejarah terpendam juga terlupakan.

Terbentuknya sebuah desa yang kini menjadi sebuah kecamatan.
Ketika perantau memasuki desa pada tahun 1958 desa ini belum dinamakan desa mustika jaya, melainkan desa Babakan Sumur Keramat.
Babakan sendiri mempunyai arti Peristirahatan, yang terdapat di jalan Linun.

Babakan sumur keramat ini mengalami pemekaran, bagian barat bernama Mustika Sari, bagian timur bernama Mustika Jaya.
Berbeda dengan sekarang, wilayah administrasinya terbagi menjadi 4 kelurahan yaitu:
1.Kelurahan Padurenan
2. Kelurahan Mustika Jaya
3. Kelurahan Mustika Sari, dan
4. Kelurahan Cimuning

Dimulai pada zaman peperangan Belanda melawan Batavia, di saat peperangan usai, pasukan Kesultanan Mataram tidak bisa kembali ke Kesultanan Mataram dan tidak lagi memiliki pertahanan dikarenakan lumbung padi milik pasukan Kesultanan Mataram di bakar, amunisi nya kurang, serta meriamnya di isi kan oleh kotoran, dan mengapa Jakarta di sebut juga betawi karena seluk beluk dari bahasa jawanya, betawi, yaitu “mambet tai”, yang bermaksud meriamnya bau tai.

Pasukan pun memilih untuk berpencar ke daerah lain guna menghindari serangan Belanda. Salah satu pasukan Kesultanan Mataram di Batavia bernama Eyang Kusuma Jaya (Kusomo Jaya) yang kini di sebut oleh kebanyakan masyarakat adalah Bapak Jawa karena berasal dari Jawa Tengah, beliau melarikan diri ke desa Babakan. ketika tiba di desa Babakan, beliau beristirahat.

Di desa Babakan sendiri, adanya tanda keberadaan beliau di desa itu ialah beliau menyangkutkan tongkat di pohon beringin, yang sekarang berada di kelurahan Mustika Sari. Lalu untuk keperluan mandi dan wudhu, beliau pergi ke sumur keramat yang ada di desa Mustika Jaya, yang sekarang di sebut Jl. Keramat lebak, Di namakan lebak, karena tempatnya berada di bawah.

Saat itu desa Babakan Sumur Keramat, di ketuai oleh seorang lurah yang bernama Engkong Dugel, di lanjut oleh putra nya yang bernama Hj. Tawi sejak 1958.
Waktu terus berlalu, jabatan diturunkan kepada putranya yang bernama Natrom Nur Samsu setelah itu di gantikan kembali oleh putra nya bernama Dedi Erpan.

Pada tahun 1965 Desa  Mustika Jaya mengadakan suatu lomba desa untuk seluruh Jawa Barat, sekaligus mencetak juara pertama.

Eyang kusuma jaya wafat karena di tembak oleh tentara belanda dari kejauhan, karena beliau orang sakti, maka mustaka (kepala), dan tubuhnya terlempar jauh dari tempat dimana beliau di tembak. Tubuhnya jatuh di tembak lalu di makamkan di kampung keramat.
Sedangkan mustaka (kepala) nya di makamkan di tempat dimana mustaka (kepala) terlempar dari tempat dimana beliau tertembak, yakni di jl. Keramat lebak.

Itulah sedikit banyak cerita tentang Mustika Jaya, dan tentunya masih banyak cerita yang mungkin belum didapatkan, untuk bisa menjadi pelengkap sebagai bahan referensi tambahan untuk artikel sederhana ini. Salam!

Dari berbagai sumber

Komentar

Postingan populer dari blog ini

'Hena Masa Waja' Bukan Lagu Pemberontak

Untuk kekasihku Indonesia, Perkenalkan Kami adalah Maluku...Kami adalah Maluku.  Sperma seni yang dilarang menyanyikan 'Hena Masa Waja', sebelum RUU musik kalian ributkan di Gedung Rakyat dengan dalih Pembungkaman Suara. Mulut kami sudah dibungkam negara, saat Tifa su babunyi dengan pesan-pesan tetua dalam satu lirik lagu, yang dianggap bisa membubarkan sebuah Negara. Hena Masa Waja Letehoeniemoea o ... Joeri tasibea Salane kotika o ...  Hena Masa Waja Letehoeniemoea o ...  Joeri tasibea  Salane kotika o ... A ole roema e ...  Roema singgi sepa e ...  E..paoene..ite..kibi ratoe  Hira roli o.. Hena masa waja Letehoenimoea o..  Hena masa waja Letehoenimoea o..  Hena masa waja Letehoenimoea o..  Arti dari lagu ini adalah  Negeri Pertama, Negeri yang paling tinggi... Semua orang berada ditempat yang paling tinggi... disaat semua air ada menggenangi sekitar kita dikala itu... Lagu 'Hena Masa...

Anatomi atau Ricikan Keris Jawa

Dalam keris jawa terdapat rincian nama yang digunakan untuk menyebut bagian-bagian keris, nama-nama tersebut sering kali disebut sebagai Ricikan Keris. Nama-nama ricikan tersebut bisa diibaratkan seperti yang terdapat pada anatomi tubuh manusia, ada tangan, kaki, dada, pundak, kepala dan lain sebagainya. Ada banyak sekali jenis dan bentuk keris, masing-masing bentuk dan jenis biasanya akan memiliki nama yang berbeda. Semakin sederhana bentuk sebilah keris, maka akan sedikit pula ricikannya.  Secara sederhana sebilah keris memiliki tiga bagian, yakni: - Wilahan (bilah) - Bagian Ganja dan  - Pesi.  Bagian wilahan dapat dibagi tiga, yakni:  - Pucukan (bagian paling ujung yang runcing) - Awak-awak (bagian tubuh keris) dan  - Sor-soran (bagian bawah keris). Nama-nama ricikan keris paling banyak ditemukan pada bagian sor-soran keris. Hal ini karena motif dan ornamen keris lebih banyak terdapat dibagian bawah/pangkal keris. Adapun ...

Masuknya Islam ke Tanah Cenderawasih

Teori tentang sejarah masuknya Islam ke Papua selama ini belum menjadi suatu penilaian khusus. Hal ini mungkin terjadi karena terbatasnya sumber-sumber lokal maupun asing yang membicarakan Islam di Papua. Selain itu, faktor letak geografis yang berada di ujung paling Timur Indonesia dan kondisi alam Papua sulit ditembus dan dijangkau karena dipenuhi hutan belantara. Papua dalam historiografi Islam di Indonesia belum banyak diungkap oleh kalangan sejarawan. Mungkin karena pulau Papua dianggap sebagai daerah pinggiran di Nusantara dan belum tersentuh pengaruh Islam. Kesan yang timbul selama ini, penduduk asli Papua identik dengan pemeluk agama Kristen dan Katolik. Pada realitasnya, proses awal Islamisasi di Papua telah terjadi sekitar abad XV-XVI, melalui kontak perdagangan, budaya, dan politik dengan kerajaan-kerajaan Islam di Maluku Utara (Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo). Masuknya agama Islam ke Papua pun memiliki berbagai macam versi, yaitu versi Bacan, versi Aceh, v...