Langsung ke konten utama

Anatomi atau Ricikan Keris Jawa


Dalam keris jawa terdapat rincian nama yang digunakan untuk menyebut bagian-bagian keris, nama-nama tersebut sering kali disebut sebagai Ricikan Keris. Nama-nama ricikan tersebut bisa diibaratkan seperti yang terdapat pada anatomi tubuh manusia, ada tangan, kaki, dada, pundak, kepala dan lain sebagainya.

Ada banyak sekali jenis dan bentuk keris, masing-masing bentuk dan jenis biasanya akan memiliki nama yang berbeda. Semakin sederhana bentuk sebilah keris, maka akan sedikit pula ricikannya. 

Secara sederhana sebilah keris memiliki tiga bagian, yakni:
- Wilahan (bilah)
- Bagian Ganja dan 
- Pesi. 

Bagian wilahan dapat dibagi tiga, yakni: 
- Pucukan (bagian paling ujung yang runcing)
- Awak-awak (bagian tubuh keris) dan 
- Sor-soran (bagian bawah keris).

Nama-nama ricikan keris paling banyak ditemukan pada bagian sor-soran keris. Hal ini karena motif dan ornamen keris lebih banyak terdapat dibagian bawah/pangkal keris.

Adapun nama-nama dalam Ricikan Keris diantaranya :

- Pesi, yaitu tangkai keris yang masuk ke dalam pegangan atau ukir.
- Ganja, yaitu dasar bilah keris yang tebal. Ganja dapat menyatu atau terpisah dengan bilah.
- Buntut Mimi, merupakan bentuk meruncing pada ujung ganja.
- Greneng, yaitu ornamen berbentuk huruf Jawa Dha (seperti huruf W ) yang berderet.
- Thingil, yaitu tonjolan kecil pada grenelig atau pada dasar huruf Jawa Dha.
- Ri pandhan, yaitu bentuk ujung yang meruncing menyerupai duri pada huruf Jawa Dha.
- Ron Dha, yaitu ornamen pada huruf Jawa Dha.
- Sraweyan, yaitu dataran yang merendah di belakang sogogwi, di atas ganja.
- Bungkul, bentuknya seperti bawang, terletak di tengah-tengah dasar bilah dan di atas ga~qa.
- Pejetan, bentuknya seperti bekas pijatan ibu jari yang terletak di belakang gandik.
- Lambe Gajah, bentuknya menyerupai bibir gajah. Ada yang rangkap dan Ietaknya menempel pada gandik.
- Gandik, berbentuk penebalan agak bulat yang memanjang dan terletak di atas sirah cecak atau ujung ganja.
- Kembang Kacang, menyerupai belalai gajah dan terletak di gandik bagian atas.
- Jalen, menyerupai taji ayam jago yang menempel di gandik.
- Tikel Alis, terietak di atas pejetan dan bentuknya mirip alis mata.
- Janur, bentuk lingir di antara dua sogokan.
- Sogokan depan, bentuk alur dan merupakan kepanjangan dari pejetan.
- Sogokan belakang, bentuk alur yang terletak pada bagian belakang.
- Pudhak sategal, yaitu sepasang bentuk menajam yang keluar dari bilah bagian kiri dan kanan.
- Poyuhan, bentuk yang menebal di ujung sogokan.
- Landep, yaitu bagian yang tajam pada bilah keris.
- Gusen, terletak di be!akang landep, bentuknya memanjang dari sor-soran sampai pucuk.
- Gula Milir, bentuk yang meninggi di antara gusen dan kruwingan.
- Kruwingan, dataran yang terietak di kiri dan kanan adha-adha.
- Adha-adha, penebalan pada pertengahan bilah dari bawah sampal ke atas.

Salam Rahayu🙏😇🇲🇨

Komentar

Postingan populer dari blog ini

'Hena Masa Waja' Bukan Lagu Pemberontak

Untuk kekasihku Indonesia, Perkenalkan Kami adalah Maluku...Kami adalah Maluku.  Sperma seni yang dilarang menyanyikan 'Hena Masa Waja', sebelum RUU musik kalian ributkan di Gedung Rakyat dengan dalih Pembungkaman Suara. Mulut kami sudah dibungkam negara, saat Tifa su babunyi dengan pesan-pesan tetua dalam satu lirik lagu, yang dianggap bisa membubarkan sebuah Negara. Hena Masa Waja Letehoeniemoea o ... Joeri tasibea Salane kotika o ...  Hena Masa Waja Letehoeniemoea o ...  Joeri tasibea  Salane kotika o ... A ole roema e ...  Roema singgi sepa e ...  E..paoene..ite..kibi ratoe  Hira roli o.. Hena masa waja Letehoenimoea o..  Hena masa waja Letehoenimoea o..  Hena masa waja Letehoenimoea o..  Arti dari lagu ini adalah  Negeri Pertama, Negeri yang paling tinggi... Semua orang berada ditempat yang paling tinggi... disaat semua air ada menggenangi sekitar kita dikala itu... Lagu 'Hena Masa...

Masuknya Islam ke Tanah Cenderawasih

Teori tentang sejarah masuknya Islam ke Papua selama ini belum menjadi suatu penilaian khusus. Hal ini mungkin terjadi karena terbatasnya sumber-sumber lokal maupun asing yang membicarakan Islam di Papua. Selain itu, faktor letak geografis yang berada di ujung paling Timur Indonesia dan kondisi alam Papua sulit ditembus dan dijangkau karena dipenuhi hutan belantara. Papua dalam historiografi Islam di Indonesia belum banyak diungkap oleh kalangan sejarawan. Mungkin karena pulau Papua dianggap sebagai daerah pinggiran di Nusantara dan belum tersentuh pengaruh Islam. Kesan yang timbul selama ini, penduduk asli Papua identik dengan pemeluk agama Kristen dan Katolik. Pada realitasnya, proses awal Islamisasi di Papua telah terjadi sekitar abad XV-XVI, melalui kontak perdagangan, budaya, dan politik dengan kerajaan-kerajaan Islam di Maluku Utara (Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo). Masuknya agama Islam ke Papua pun memiliki berbagai macam versi, yaitu versi Bacan, versi Aceh, v...