Langsung ke konten utama

Enrique Maluku Pengeliling Bumi Pertama



Enrique Maluku, Orang Pertama yang Keliling Dunia?

Ambisi Ferdinand Magellan didorong oleh keberhasilan para petualang terdahulu, Christopher Columbus dan Vasco Nunez de Balboa, juga pendanaan penuh dari Raja Spanyol Charles I. Ia juga punya ‘amunisi’ lain, adalah seorang pria asal Maluku bernama Enrique de Malacca. Nama asli pria itu misterius, hilang dari catatan sejarah.

Sejarah menulis bahwa Christopher Columbus, Vasco da Gama, Ferdinand Magellan dan Sbastian de Elcano adalah penjelajah samudra yang mengelilingi bumi. Pelaut-pelaut Spanyol dan Portugis digambarkan sebagai pelaut yang sangat ulet dan ahli dalam ilmu pelayaran sehingga mereka mampu menaklukkan samudra luas dan sukses mengelilingi bumi, Kenyataannya tidaklah demikian.

Nyatanya, sejarah baru telah mengungkap bahwa orang Indonesia, yaitu Enrique Maluku adalah yang pertama keliling dunia. Fakta ini mulai tersebar sejak terbitnya buku berjudul "Pengeliling Bumi Pertama adalah Orang Indonesia Enrique Maluku” karya Helmy Yahya dan Reinhard R Tawas.

Memang, tidak banyak yang tahu, selama 450 tahun pencapaian putra bangsa Indonesia bernama Enrique Maluku sebagai manusia pertama yang mengililingi bumi ini, sengaja ditutup-tutupi. Padahal catatan yang menyebut Enrique adalah orang pertama yang mengelilingi dunia tertuang dalam jurnal Maximillianus Transylvanus, yang kemudian dibukukan oleh Avonturor (petualang) kaya asal Italia. Karya itu, sampai sekarang masih tersimpan di perpustakaan Universitas Yale, Amerika Serikat.

Enrique yang berasal dari Ambon, Maluku ini pada 7 April 1521 telah melengkapi petualangannya mengelilingi dunia bersama sisa armada laut Spanyol di Kapal Victoria saat tiba di Cebu, Filipina. Di sini Enrique sudah melengkapi putaran 360 derajat mengelilingi bumi. Sementara pemimpin armada Spanyol Ferdinand Magellan pada 27 April 1521 telah terbunuh di Mactan, Filipina. Sehingga Magellan belum melengkapi putaran 360 derajat mengelilingi bumi.

Hal ini diketahui berdasarkan kesaksian wakil Tahta Suci Vatikan Maximillianus Transylvanus yang mewawancarai 18 orang sisa anak buah kapal dari ekspedisi armada laut Spanyol  pimpinan Ferdinand Magellan untuk mencari Kepulauan Rempah-rempah. Laporan mengenai petualangan Enrique Maluku dicetak Transylvanus pada tahun 1523 dengan judul “De Moluccis Insulis”.

Armada Laut pimpinan Ferdinand Magellan ini sebelumnya dikirim oleh Raja Charles 1 dari Spanyol untuk perjalanan mencari rute komersial ke Kepulauan Rempah-rempah di Timur. Enrique Maluku adalah asisten dari Ferdinand Magellan.

Kisah ini dimulai saat usia Enrique menginjak 10 tahun, dia telah meninggalkan Ambon tanah kelahirannya pada 1503. Anak lelaki ini telah bekerja di kapal yang mengangkut biji pala dari Banda Neira dan cengkeh dari Ambon.
Kemudian sekitar 7-8 tahun, pemuda ini merantau di berbagai tempat yang disinggahi kapalnya. Enrique muda belajar banyak mengenai bahasa daerah tempat yang dia kunjungi, sehingga Enrique fasih dalam bahasa Malayu, Ambon, Jawa, Bugis dan Palembang tempat dia lama menetap. Palembang adalah merupakan salah satu kota pelabuhan terbesar sebagai bekas ibukota Kerajaan Sriwijaya dan pusat kebudayaan nusantara kala itu.


Lalu Enrique merantau hingga ke Malaka yang ketika itu telah dikuasai oleh Portugis. Di Malaka pemuda kelahiran Ambon ini banyak belajar bahasa Portugis dan Spanyol dari pergaulannya sehingga dia juga fasih kedua bahasa tersebut. Dari Malaka inilah Ferdinand Magellan mengenal Enrique Maluku. Ferdinand Magellan kala itu merupakan anak buah dari Alfonso D’Albuquerque wakil Raja Portugis di Malaka.

Lalu Ferdinand Magellan mengambil pemuda Ambon ini untuk dijadikan asistennya karena Enrique fasih berbagai bahasa dan bisa dijadikan penerjemah atau interpreter. Enrique Maluku adalah orang yang diperlukan Magellan untuk menjadikan impiannya menemukan Maluku dari rute barat menjadi kenyataan.

Selanjutnya Ferdinand Magellan menawarkan misi pelayaran mencari Kepulauan Rempah-rempah kepada Raja Manuel 1 dari Portugis di ibukota kerajaan dalam rangka mengajukan proposal proyek Armada Maluku, namun raja menolaknya. Tak hilang akal, Magellan dan Enrique lalu pindah ke Sevila, Spanyol, pada 1517. Di Spanyol, pada Januari 1518 keduanya menghadap Raja Charles I (yang juga merangkap tahta suci Roma dengan gelar Charles V). Di istana Valadolid itu mereka menawarkan proyek Armada Maluku. Enrique sengaja diikutsertakan untuk meyakinkan raja. Hasilnya, raja terkesan dengan Enrique sehingga proyek ini disetujui.

Setelah armada Maluku selesai dan menghasilkan sebanyak lima kapal, yaitu Trinidad, San Antonnio, Concepcion, Victoria, dan Santiago, Magellan memimpin ekspedisi yang menyertakan 237 pelaut. Pada 20 September 1519 Magellan, Enrique (asisten Magellan) bersama Sebastian de Elcano (salah satu pemimpin rombongan) berangkat dari Sanlucar de Barrameda. Bagi Elcano, inilah titik awal pertualangannya mengelilingi bumi.

Tujuan pelayaran untuk mencari rute laut baru menuju kepulauan rempahrempah, Maluku. Mereka mengambil rute ke selatan sepanjang pantai Afrika. Setelah menghadapi badai mereka melaju di pesisir Sierra Leone dan berbelok ke barat menyeberangi Samudera Atlantik. Mereka kemudian mendekati garis khatulistiwa dan mencapai laut Saragosa, hingga mencapai Brasil.

Pada 31 Maret hingga 21 Agustus 1520, armada mampir di San Julian, Argentina, lalu pada 6 Maret 1521 tiba di Mariana dan Guam. Selanjutnya, pada 7 April 1521, mereka tiba di Cebu, Filipina. Di titik inilah Enrique sudah melengkapi putaran 360 derajat mengelilingi bumi dan menjadi orang pertama yang mengelilingi bumi.

Pada 27 April 1521 mereka ada di Mactan, Filipina, Terjadi tragedi di Mactan, saat Magellan tewas bertempur. Sementara itu, banyak anak buah Magellan, termasuk Enrique mati diracun dengan intrik perjamuan damai oleh penguasa Mactan. Yang berhasil selamat adalah Sebastian Elcano dan 17 awak kapal. Seandainya ia tetap hidup dan berhubungan baik dengan penduduk asli, Enrique bisa diduga pulang ke kampung halamannya. Masalahnya, tak ada bukti yang terdokumentasi soal itu.

Buku karya Helmy Yahya dan Reinhard R Tawas, menegaskan bahwa Enrique de Malacca atau Panglima Awang mungkin jadi manusia pertama yang mengelilingi Bumi juga diutarakan sejarawan Universitas Harvard, Dr Joyce Chaplin.

“Sebenarnya, mungkin orang pertama yang berkeliling dunia adalah seorang pria Muslim, seorang budak yang hanya kita ketahui bernama Enrique de Malacca, milik Ferdinand Magellan, yang diperolehnya selama perang di Malaka,” kata dia seperti dikutip dari VOA.

Dia menambahkan, Magellan membawanya dari Spanyol, berharap Enrique bertindak sebagai penerjemah dan pemandu di beberapa wilayah tertentu di Asia. Soal keyakinan Enrique masih jadi perdebatan. Sebab, dalam wasiat Magellan, budak itu disebut beragama Kristiani.
Apa pun, kapal yang dinakhodai Juan Sebastian Elcano menjadi satu-satunya yang berhasil pulang ke Spanyol setelah berkeliling dunia. Pada 6 September 1522 Elcano dan 17 awak kapal Victoria kembali ke Sanclucar de Barrameda, Spanyol. Di sini Elcano melengkapi putaran 360 drajat, namun 17 bulan lebih lama dari pencapaian Enrique.

Buku ini tak perlu diragukan fakta historisnya. Ada dua sumber pokok yang menjadi acuan kebenaran sejarah itu.

Pertama, catatan Antonio Pigafetta. Pengelana berdarah Italia itu salah satu yang ikut dalam ekspedisi Armada Maluku. Selama perjalanan Pigafetta kerap bersama Enrique, hal ini terpapar dari catatannya yang banyak bertabur kosakata bahasa Melayu.
Di kapal itu hanya Enrique yang menguasai bahasa Melayu. Dalam catatan ini dikatakan Enrique Maluku adalah asisten Magellan. Pigafetta juga mencatat, pelayaran Enrique Maluku bersama Magellan menempuh jarak 80.340 km. Pigafetta menerbitkan bukunya di Paris pada 1525 dengan judul “Laporan Perjalanan Pertama Mengelilingi Dunia” dalam bahasa Italia.

Kedua, sumber Maximillianus Transylvanus. Sumber ini lebih menegaskan lagi bahwa sosok Enrique Maluku merupakan penerjemah asal Maluku. Maximillianus, wakil tahta suci, menyimpulkan itu setelah mewawancarai 18 awak kapal yang selamat pulang ke Spanyol, di bawah pimpinan Elcano.

Kehadiran buku karya Helmy Yahya dan Reinhard R Tawas ini mematahkan fakta historis itu. Buku ini menjelaskan fakta sesungguhnya, yaitu orang pertama yang berhasil berlayar mengelilingi lingkaran bumi adalah Enrique Maluku, dari Indonesia. Adapun nama orang Eropa yang sukses mengelilingi lingkaran bumi hanya Sebastian de Elcano. Elcano pun mencapainya 17 bulan setelah pencapaian Enrique. (***)

-berbagai sumber-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Georgia Guidestones, Tugu Misterius AS

 Foto: Istimewa Struktur berbahan granit yang berdiri di puncak tertinggi Elbert County ini merupakan salah satu monumen paling misterius di muka bumi.  Meskipun ukurannya jauh lebih kecil dari monumen-monumen fenomenal seperti Stonehenge dan Gobekli Tepe, tetapi situs sejarah yang berdiri pada tahun 1980 ini menjadi pembicaraan dan sumber spekulasi para pecinta teori konspirasi di dunia hingga sekarang. Menurut keterangan Wikipedia, monumen ini terdiri dari empat buah lempeng granit berukuran besar bertuliskan pesan dalam delapan bahasa, antara lain bahasa Arab, Yunani kuno, Sansekerta, piktograf Babilonia kuno, dan hieroglif.  Isinya adalah sepuluh pesan yang ditujukan untuk seluruh umat manusia yang intinya adalah saran untuk: (1) menciptakan sebuah pemerintahan universal yang mengatur seluruh dunia dalam satu tatanan milik bersama,  (2) menjaga keseimbangan antara populasi manusia dan alam (dengan menjaga jumlah penduduk dunia agar tidak lebih dari 500.000.000

Logika Pemilih

Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tinggal menghitung hari. Berbagai fenomena mewarnai pesta demokrasi yang menurut  Afan Gaffar (1999),  sebenarnya kita masih memasuki “transisi” menuju demokrasi. Artinya sesungguhnya kita saat ini masih berada pada wilayah peralihan pada keadaaan yang belum stabil di mana kita mencoba memasuki wilayah demokrasi. Pernyataan Gaffar 15 tahun yang lalu itu tampaknya masih relevan dengan keadaan sekarang. Mengapa demikian? Karena seperti apa yang disampaikan  Samuel Huntington (1990)  bahwa stabilitas di bidang politik itu berkolerasi dengan pemerataan sosio-ekonomi. Sementara ketimbangan sosio-ekonomi di Indonesia masih besar.  Menurut  K usman Sadik (dalam situs hizbut-tahrir.or.id, diakses 21 Juni 2014) , disebutkan bahwa angka kemiskinan di Indonesia yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tidak sesuai realita.  Sadik menjelaskan, Garis kemiskinan yang digunakan BPS, adalah orang yang memiliki penghasilan sekitar Rp 8 ribu

'Hena Masa Waja' Bukan Lagu Pemberontak

Untuk kekasihku Indonesia, Perkenalkan Kami adalah Maluku...Kami adalah Maluku.  Sperma seni yang dilarang menyanyikan 'Hena Masa Waja', sebelum RUU musik kalian ributkan di Gedung Rakyat dengan dalih Pembungkaman Suara. Mulut kami sudah dibungkam negara, saat Tifa su babunyi dengan pesan-pesan tetua dalam satu lirik lagu, yang dianggap bisa membubarkan sebuah Negara. Hena Masa Waja Letehoeniemoea o ... Joeri tasibea Salane kotika o ...  Hena Masa Waja Letehoeniemoea o ...  Joeri tasibea  Salane kotika o ... A ole roema e ...  Roema singgi sepa e ...  E..paoene..ite..kibi ratoe  Hira roli o.. Hena masa waja Letehoenimoea o..  Hena masa waja Letehoenimoea o..  Hena masa waja Letehoenimoea o..  Arti dari lagu ini adalah  Negeri Pertama, Negeri yang paling tinggi... Semua orang berada ditempat yang paling tinggi... disaat semua air ada menggenangi sekitar kita dikala itu... Lagu 'Hena Masa Waja' adalah lagu Leluhur orang Maluk