KRI Bung Tomo 357 kini tengah menjalani masa perawatannya selama 15 hari, guna meningkatkan performanya sebagai kapal perang Republik Indonesia. Khususnya untuk menjaga lautan Indonesia dalam misi luar negeri.
Perawatan yang tengah dijalani KRI Bung Tomo 357 adalah dry docking di Irian Graving Dock PT PAL Indonesia. Dilansir dari berbagai sumber Jumat 15 Mei 2020, ternyata KRI Bung Tomo 357 adalah kapal yang buatan AL Brunei Darussalam yang berjenis Multi Role Light Fregate.
Sejak kontrak Indonesia dengan Brunei Darussalam dimulai pada tahun 1955 hingga 2002, kapal ini seharusnya sudah kembali ke Brunei pada tahun 2007.
Namun karena kurangnya personel, pihak Brunei membatalkan kontrak.
Setelah itu, mereka diketahui menghubungi pihak German Lurssen untuk mencari pembeli baru. Berselang lima tahun, kemudian Indonesia tertarik untuk membeli tiga kapal sekaligus.
Mereka dinamai KRI Bung Tomo 357, KRI John Lie 358, dan KRI Usman Harun 359.
Tapi KRI Usman Harun 359 punya masalah tersendiri dengan Singapura dan sempat membuat Negara maju itu dongkol.
Hingga tahun 2020, KRI Bung Tomo 357 masih beroperasi. Kapal ini mampu menampung hingga 100 lebih personel.
Pemilihan nama Bung Tomo sendiri tentu memiliki maksud dan tujuannya, yaitu adalah ingin membangkitkan semangat juang prajurit untuk mampu melawan pihak lawan tanpa memiliki rasa takut. Rasa inilah yang ingin ditanamkan kepada prajurit-prajurit yang ada di KRI Bung Tomo 357 ini.
KRI Bung Tomo (357) merupakan salah satu dari tiga jenis kapal Multi Role Light Fregate milik TNI-AL.
Pemberian nama Bung Tomo kepada kapal andalan TNI-AL ini, karena perananan yang besar dari tokoh Bung Tomo dalam membangkitkan semangat rakyat untuk melawan kembalinya penjajah Belanda, yang berakhir dengan Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Kapal ini memiliki jumlah ABK 85 prajurit, dengan rincian perwira 17 orang, bintara 40 orang dan tamtama 28 orang.
Kapal perang ini merupakan kapal patroli lepas pantai jenis korvet, dan tiba di Indonesia pada pertengahan bulan September 2014.
Spesifikasi KRI Bung Tomo (357):
- Memiliki Bobot 1,941 ton
- Dimensi 89 meter x 12,8 meter x 3,6 meter
- Ditenagai oleh 4 x MAN B&W / Ruston diesel engine (total of 30.2 MW)
- Kecepatan maksimal 30 knot dengan jarak jelajah 9,000km.
Selain itu, kapal dengan berat 1,940 ton ini juga memiliki sistem persenjataan yang cukup canggih untuk menjaga laut Indonesia dari pihak luar.
Tercatat sebanyak lima jenis persenjataan yang berbeda ada di kapal ini yaitu:
- 1 x Oto Melara 76mm gun.
- 2 x MSI Defence DS 30B REMSIG 30mm guns
- 16 VLS untuk meluncurkan MBDA (BAE Systems) MICA surface-to-air missile.
- 2 x 4 Quad untuk meluncurkan 8 misil MBDA (Aerospatiale) Exocet MM40 Block II.
- 2 x triple BAE Systems 324mm torpedo tubes untuk menghancurkan sasaran diatas maupun dibawah air.
Tidak main-main bukan persenjataan yang dimiliki oleh KRI Bung Tomo 357 ini. Selain persenjataan yang canggih, sensor dan elektronik yang ada di kapal ini juga terbilang canggih. Kapal ini memiliki 7 sensor yang berbeda dengan masing-masing kegunaan dan keperluannya.
Sensor dan Elektronis:
- Ultra Electronics/Radamec Series 2500 electro-optic weapons director.
- Thales Underwater Systems TMS 4130C1 hull-mounted sonar.
- BAE Systems Insyte AWS-9 3D E- and F-band air and surface radar.
- BAE Insyte 1802SW I/J-band radar trackers.
- Kelvin Hughes Type 1007 navigation radar.
- Thales Nederland Scout radar.
- Thales Sensors Cutlass 242 countermeasures.
"Jalesveva Jayamahe"
Komentar
Posting Komentar