Langsung ke konten utama

Foto: Istimewa


Diakui atau tidak,... aksara Jawa merupakan alfabet paling unik di dunia ini.
Ditinjau dari jumlah, terdiri dari 20 jenis huruf, yang melambangkan 20 jari manusia.

5 Jari merupakan alat hitung manusia yang paling sederhana, dan hal ini melambangkan bahwa dalam menjalani kehidupannya, orang Jawa selalu menggunakan perhitungan yang matang sebelum melangkah.

Deretan ke 20 aksara Jawa tersebut yaitu adalah:
1.  Ha Na Ca Ra Ka
2.  Da Ta Sa Wa La
3.  Pa Dha Ja Ya Nya
4.  Ma Ga Ba Tha Nga

Entah kebetulan atau disengaja, deretan huruf di atas ternyata bukan deretan huruf tanpa makna, tetapi  membentuk 4 kalimat yang mengandung filosofi luar biasa, yaitu : Melambangkan perjalanan hidup manusia

➡ Ha-na-ca-ra-ka :

Jika dibaca, Hana Caraka akan bermakna : ”Ada utusan".
Siapa yang dimaksud dengan  utusan tersebut....?
Tidak lain adalah : manusia

Berbeda dengan  pendapat umum, bahwa utusan Tuhan hanya terbatas para Rasul saja, bagi orang Jawa 'setiap manusia' adalah utusan Tuhan. Setiap manusia berkewajiban hamemayu hayuning bawana, menjaga kelestarian alam, memakmurkan bumi, menciptakan kedamaian &  keselamatan di alam dunia.

➡ Da-ta-sa-wa-la :

Jika dibaca, Dat-a-suwala akan bermakna : ”Dzat yang tidak boleh dibantah”.
Siapa yang dimaksud...?
Tidak lain adalah : Tuhan Yang Maha Esa.
Tuhan adalah : Dzat yang tidak boleh dibantah oleh manusia yang menjadi utusan-Nya. Sehebat apa pun manusia di bumi ini, tidak ada yang mampu menandingi kekuasaan Tuhan. Sekali lagi, manusia hanya bersifat sebagai UTUSAN, bukan PENGUASA. Oleh karena itu wajib untuk tunduk terhadap aturan yang sudah ditetapkan oleh Sang Pengutus, yang sering disebut dengan istilah ”kodrat/hukum karma”.

➡ Pa-dha-ja-ya-nya :

Jika dibaca, Padha Jayane akan bermakna ”sama² unggulnya dan mulia”.
Siapa yang sama unggulnya dan mulia....?
Yaitu : Jasmani dan Rohani.
Dalam menjalankan perannya sebagai utusan Tuhan, manusia wajib menjaga keseimbangan antara urusan JASMANI dan ROHANI.
Seorang manusia tidak dibenarkan berkarya tanpa dilandasi niat ibadah,...
karena bekerja dengan cara tersebut hanya melahirkan keserakahan yang membuatnya keluar dari tujuan hidup yang sebenarnya. Sebaliknya..., manusia juga tidak dibenarkan melakukan sembahyang saja, tanpa disertai usaha & bekerja.
Orang yang melakukan sembahyang tanpa kerja, sesungguhnya termasuk golongan egois. Dia hanya mementingkan diri sendiri, dengan harapan ingin masuk surga tetapi tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya, termasuk keberadaan tubuhnya.
Seorang manusia sempurna (insan kamil) adalah : dia yang bisa bekerja dengan dilandasi semangat ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Yang lebih menarik, orang Jawa dalam beribadah tidak mengharapkan pahala, karena semboyan hidup mereka adalah : narima ing pandum.
Menerima pemberian-Nya ; sekali lagi,... ”menerima” bukan ”mengharapkan”.

➡  Ma-ga-ba-tha-nga :

Merupakan singkatan dari Sukma -Raga -Bathang, yang bermakna : "Ruh -Tubuh -Bangkai”. Maksudnya adalah : kalimat ini merupakan akhir dari perjalanan manusia sebagai 'khalifah Tuhan' di bumi. Jika roh meninggalkan tubuh, maka yang tersisa hanya tinggal bangkai nya saja. Dalam keadaan ini, manusia sudah tidak lagi disebut manusia, karena eksistensinya telah berakhir. Kalimat terakhir ini mengingatkan manusia, agar tidak terlalu membanggakan dirinya, karena jika Sang Roh pergi meninggalkan tubuhnya, maka yang tersisa hanya tinggal bangkai saja. Kalimat ini mengingatkan manusia...,  bahwa tubuh hanyalah kendaraan bagi Sang Roh dalam menjalankan perannya sebagai utusan Tuhan. Tanpa roh..., raga hanya lah bangkai yang tidak berarti.

"Leluhur Nusantara memang hebat"

Salam Rahayu🙏😇🇮🇩

Sumber: Ayah Manto

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mereka Ada Diantara Kita!

Psikopat adalah orang yang karena kelainan jiwa, menunjukkan perilaku menyimpang sehingga sulit bergaul. Psikopat berasal dari kata 'Psyche' (jiwa) dan 'Phatos' (sakit). Jadi Psikopat adalah jenis Sakit Jiwa. Ciri Psikopat antara lain: 1. Pandai bicara 2. Punya karisma yang menipu 3. Narsis 4. Sering memandang rendah orang lain. 5. Suka berbohong 6. Tidak merasa takut, menyesal atau bersalah 7. Seringkali anti sosial (minder) 8. Selalu minta perhatian dan dikasihani 9. Tiba-tiba jadi pendiam dan lama-lama menghilang 10. Terus mengganggu Psikopat bukan hanya pelaku kejahatan, tapi bisa juga pekerja profesional yang sukses.  Psikopat mudah bergaul dengan lingkungan, pandai memikat lawan bicara dan mampu meniru emosi. Ingat Dan Waspada !!!!

Fenomena Crown Shyness

Crown Shyness atau pelepasan kanopi merupakan fenomena alam yang misterius. Hal ini terjadi di mana mahkota beberapa jenis pohon tidak saling bersentuhan, tapi dipisahkan oleh celah yang terlihat sangat jelas dari permukaan tanah. Efeknya biasanya terjadi di antara pohon-pohon dari spesies yang sama, tapi telah diamati terjadi pula dengan pohon-pohon dari spesies yang berbeda. Fenomena pelepasan mahkota ini pertama kali didokumentasikan selama tahun 1920an, tapi para peneliti belum dapat mengetahui penyebab dari fenomena tersebut. Ada banyak teori yang beredar di kalangan ilmiah, yang sebagian besar masuk akal. Namun tidak ada yang bisa membuktikan mengapa beberapa pohon bisa tidak saling bersentuhan. Ahli hutan asal Australia, M.R. Jacobs menulis bahwa tiap pohon tumbuh sensitif terhadap abrasi, yang berakibat dengan kesenjangan kanopi atau Crown Shyness. Namun beberapa ilmuwan mengatakan bahwa Crown Shyness merupakan pertahanan alami pohon dari penyabaran serang...

Sunda Ajaran Leluhur Nusantara

Foto: Istimewa Tri tangtu adalah cara berpikir masyarakat tradisional Sunda. Tri tangtu berasal dari bahasa Sunda, di mana kata tri atau tilu yang artinya tiga dan tangtu yang artinya pasti atau tentu. Masyarakat tradisional Sunda memaknai tri tangtu sebagai falsafah hidup yang berpedoman pada tiga hal yang pasti yakni; Batara Tunggal yang terdiri dari Batara Keresa, Batara Kawasa dan Batara Bima Karana. Cara berpikir dalam pola pembagian tiga adalah umum untuk masyarakat Indonesia,karena orang Indonesia hidup dalam pertanian ladang. Dalam pandangan hidup orang Sunda, ditegaskan bahwa orang Sunda tidak mengandalkan keyakinan hidupnya itu pada kekuatan diri sendiri saja, melainkan pada kuasa yang lebih besar, pengguasa tertinggi, sumber dan tujuan dari segalanya, yang disebut dengan berbagai nama, antara lain Gusti Nu Murbeg Alam. Dalam masyarakat Sunda,tri tangtu diterapkan dalam sejumlah hal, antara lain: 1. Senjata kujang, yang mempunyai tiga fungsi sekalig...