Langsung ke konten utama

5 Film Asing yang Berlatar Indonesia



Karya film bukan barang yang asing lagi.
Kini, film-film sudah dengan mudah dapat dinikmati. Dari film luar negeri, nasional sampai lokal tersedia di internet, Kapanpun kita bisa menontonnya.

Di balik bagusnya karya film di sana terdapat para aktor dan aktris yang memiliki akting luar biasa. Tidak hanya itu, untuk menambah suasana riil dan membuat seolah-olah nyata, film dibuat di latar yang mendukung tema film.

Semisal di Indonesia, sudah banyak pembuat film asal luar negeri yang menjadikan Indonesia sebagai tempat pembuatan film.

Berikut pembuatan film yang menggunakan Indonesia sebagai latarnya dihimpun dari Wikipedia.

1. Anaconda: The Hunt for The Blood Orchid (Kalimantan)

Adalah film jagal-horor tahun 2004 dan sekuel yang berdiri sendiri untuk film 1997 Anaconda.

Film ini disutradarai oleh Dwight H. di Little dan ditulis oleh Hans Bauer, Jim Cash, dan Jack Epps, Jr dari film aslinya.
Alur utama film ini berisi tentang sebuah tim peneliti yang menuju ke pulau Kalimantan untuk mencari bunga suci, yang mereka percaya akan membawa manusia lebih lama dan hidup sehat, atau mungkin bahkan menyembuhkan kanker.
Di sini juga dijelaskan asal-usul raksasa anaconda dari film aslinya.

2. King Kong 2005 (Air Terjun Pulau Mursala, Sumatra Utara)

Adalah film drama petualangan tahun 2005 yang disutradarai oleh Peter Jackson dan diproduseri oleh Jan Blenkin, Carolynne Cunningham, Fran Walsh dan Peter Jackson.
Naskah film ini ditulis oleh Fran Walsh, Philippa Boyens dan Peter Jackson berdasarkan film King Kong karya Merian C. Cooper dan Edgar Wallace.
Film ini dibintangi oleh Naomi Watts, Jack Black, Adrien Brodydan Andy Serkis.

Film King Kong ditayangkan secara perdana di New York pada tanggal 5 Desember 2005 dan dirilis di Selandia Baru pada tanggal 13 Desember 2005 dan di Amerika Serikat pada tanggal 14 Desember 2005. Film ini mendapatkan review positif dari para kritikus.

Air terjun Pulau Mursala, di Tapanuli, Sumatera Utara pernah menjadi salah satu tempat syuting film King Kong tahun 2005 oleh Peter Jackson.

3. Savage (Pulau Moyo)

Merupakan sebuah film Triler-Kejahatan  Amerika Serikat yang dirilis pada tahun 2012.
Film yang disutradarai oleh Oliver Stone ini diperankan oleh Taylor Kitsch, Blake Lively, Aaron Taylor-Johnson, John Travolta dan masih banyak lagi. Film ini dirilis pada 6 Juli 2012.

Film ini juga sempat mengambil mengambil gambar di Pulau Moyo, pulau yang terletak di utara Pulau Sumbawa NTB.

Selain keindahan, kekayaan alam yang masih alami dan jadi tujuan wisata favorit menjadi daya tarik tempat ini.

4. Alex Cross (Karangasem, Bali)

Adalah film thriller kejahatan Amerika tahun 2012 yang disutradarai oleh Rob Cohen dan dibintangi oleh Tyler sebagai karakter utama dan Matthew Fox sebagai penjahat Picasso.

Film yang disutradarai oleh Rob Cohen yang pernah menggarap Fast and Furious ini ternyata mengambil lokasi syuting di Bali, sebuah villa di Pantai Jasri, Candidasa. Film ini dirilis oleh Lionsgate Films pada 19 Oktober 2012.

5. Eat Pray Love (Pengosekan, Bali)

Adalah film drama Amerika Serikat tahun 2010 berdasarkan novel Eat, Pray, Love karya Elizabeth Gilbert.

Syuting film ini dimulai pada Agustus 2009. Lokasi syuting Eat Pray Love meliputi New York, Napoli (Italia), Pataudi  (India), dan Bali (Indonesia).

Adapun beberapa tempat di Bali yang dijadikan lokasi syuting, yakni rumah Ketut Liyer di Jalan Pengosekan, Ubud.
Sebuah tempat yang mana banyak orang mengunjunginya dan ingin bertemu dengan Ketut Liyer yang juga seorang guru spiritual.

Adapun lokasi syuting lainnya yakni Pasar Seni Ubud. Di tempat ini akan banyak dijumpai berbagai karya seni seperti patung-patung, topeng, aksesoris dan pernak-pernik lainnya yang unik.

Dengan suksesnya film tersebut, juga mampu membawa nama Bali semakin mendunia.

Masih Bangga dengan Negara lain ???
#Firmanisme

Salam Rahayu🙏😇🇲🇨

Komentar

Postingan populer dari blog ini

'Hena Masa Waja' Bukan Lagu Pemberontak

Untuk kekasihku Indonesia, Perkenalkan Kami adalah Maluku...Kami adalah Maluku.  Sperma seni yang dilarang menyanyikan 'Hena Masa Waja', sebelum RUU musik kalian ributkan di Gedung Rakyat dengan dalih Pembungkaman Suara. Mulut kami sudah dibungkam negara, saat Tifa su babunyi dengan pesan-pesan tetua dalam satu lirik lagu, yang dianggap bisa membubarkan sebuah Negara. Hena Masa Waja Letehoeniemoea o ... Joeri tasibea Salane kotika o ...  Hena Masa Waja Letehoeniemoea o ...  Joeri tasibea  Salane kotika o ... A ole roema e ...  Roema singgi sepa e ...  E..paoene..ite..kibi ratoe  Hira roli o.. Hena masa waja Letehoenimoea o..  Hena masa waja Letehoenimoea o..  Hena masa waja Letehoenimoea o..  Arti dari lagu ini adalah  Negeri Pertama, Negeri yang paling tinggi... Semua orang berada ditempat yang paling tinggi... disaat semua air ada menggenangi sekitar kita dikala itu... Lagu 'Hena Masa...

Anatomi atau Ricikan Keris Jawa

Dalam keris jawa terdapat rincian nama yang digunakan untuk menyebut bagian-bagian keris, nama-nama tersebut sering kali disebut sebagai Ricikan Keris. Nama-nama ricikan tersebut bisa diibaratkan seperti yang terdapat pada anatomi tubuh manusia, ada tangan, kaki, dada, pundak, kepala dan lain sebagainya. Ada banyak sekali jenis dan bentuk keris, masing-masing bentuk dan jenis biasanya akan memiliki nama yang berbeda. Semakin sederhana bentuk sebilah keris, maka akan sedikit pula ricikannya.  Secara sederhana sebilah keris memiliki tiga bagian, yakni: - Wilahan (bilah) - Bagian Ganja dan  - Pesi.  Bagian wilahan dapat dibagi tiga, yakni:  - Pucukan (bagian paling ujung yang runcing) - Awak-awak (bagian tubuh keris) dan  - Sor-soran (bagian bawah keris). Nama-nama ricikan keris paling banyak ditemukan pada bagian sor-soran keris. Hal ini karena motif dan ornamen keris lebih banyak terdapat dibagian bawah/pangkal keris. Adapun ...

Masuknya Islam ke Tanah Cenderawasih

Teori tentang sejarah masuknya Islam ke Papua selama ini belum menjadi suatu penilaian khusus. Hal ini mungkin terjadi karena terbatasnya sumber-sumber lokal maupun asing yang membicarakan Islam di Papua. Selain itu, faktor letak geografis yang berada di ujung paling Timur Indonesia dan kondisi alam Papua sulit ditembus dan dijangkau karena dipenuhi hutan belantara. Papua dalam historiografi Islam di Indonesia belum banyak diungkap oleh kalangan sejarawan. Mungkin karena pulau Papua dianggap sebagai daerah pinggiran di Nusantara dan belum tersentuh pengaruh Islam. Kesan yang timbul selama ini, penduduk asli Papua identik dengan pemeluk agama Kristen dan Katolik. Pada realitasnya, proses awal Islamisasi di Papua telah terjadi sekitar abad XV-XVI, melalui kontak perdagangan, budaya, dan politik dengan kerajaan-kerajaan Islam di Maluku Utara (Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo). Masuknya agama Islam ke Papua pun memiliki berbagai macam versi, yaitu versi Bacan, versi Aceh, v...