Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Kuliner Mustika Jaya

Rumah makan Bpk. Abir/Jenong, yang tak jauh dari dari Tugu Bambu Mustika Jaya ini, sangatlah mudah untuk ditemukan . Tepatnya Jalan Raya Mustika Jaya, Rt 02/Rw 07, kurang lebih 100 meter dari Kantor Kecamatan Mustika Jaya. Dengan tampilan sederhana, Rumah Makan yang sudah berdiri sejak 1978, tudak seperti Rumah Makan pada umumnya, yang banyak kita lihat di Kota Bekasi. Dari tampilan hingga susunan bangku & meja makan, begitu sederhana sekali, yang justru membuat bisa bertahan sampai saat ini. Rumah makan ini merupakan rumah makan yang menyediakan berbagai makanan khas Bekasi seperti gabus pucung, sop sapi, sayur asem, teri apa ge ada, ayam kampung, pecak bandeng, pecak lele, pecak mujair. “Rumah makan yang sudah dikelola oleh generasi keempat ini, Awalnya bapak saya yang buka tahun 1978, saya mulai tahun 1988,” kata Pemilik RM Bpk. Abir/Jenong, Fatimah (43). Yang uniknya semua penyajian menu makanan, di olah dengan cara yang juga terbilang sederhana, seperti Lalapan Sambal Ter

Politisasi Bencana

Kegemaran warganet untuk mempolitisasi bencana alam sebagai sesuatu yang konyol tapi sekaligus menarik. Fenomena tersebut contoh dari kemunduran politik gagasan baik di level elite apalagi di akar rumput. “Sejak tahun 2012 kita mengalaminya. Ketika gagasan dalam berpolitik tidak mengalami diskursus dan dialektika, maka orang akan mencari-cari hal-hal yang tidak logis untuk menjadi komoditas politik". Gempa bumi tentu tidak ada kaitannya dengan politik. Warga negara yang mendapat pendidikan minimal hingga sekolah menengah pertama tentu paham: penyebab gempa bumi tektonik adalah pergeseran dan bertubrukannya tiga lempeng besar yang kebetulan berada di wilayah Indonesia. Pertama adalah Lempeng Samudra Pasifik yang bergerak ke arah barat dan barat laut dengan kecepatan 10 cm/tahun. Kedua, Lempeng Samudra India-Benua Australia (Indo-Australia) yang bergerak ke arah utara dan timur laut dengan kecepatan 7 cm/tahun. Ketiga yakni Lempeng Benua Eurasia yang bergerak ke arah barat daya d

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Jasanya turut dirasakan semua orang Indonesia, tapi tak satu pun dari kita tahu namanya. Sosok yang satu ini memang tidak banyak diketahui masyarakat luas. Namun jika melihat jasanya, tokoh bernama Winoto Danoeasmoro ini adalah termasuk orang kepercayaan dari Presiden Soekarno. Jasa lelaki kelahiran Purworejo saat menjadi sekretaris pribadi Ir. Soekarno tentu amatlah mendukung pencapaian berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak hanya sebagai sebagai sekertaris Ir. Soekarno, Winoto pun termasuk dalam pemuda yang terlibat membawa dua tokoh penting ke Rengasdengklok. Meski banyak perannya, nama Winoto tak banyak disorot sebab semasa hidup lelaki ini cukup jarang tampil di depan media dan jauh dari publikasi. Peran Penting Winoto Di Masa Sebelum Kemerdekaan Di antara peran penting Winoto adalah menjadi sekretaris pribadi Presiden Soekarno. Pria kelahiran 19 Oktober 1908 ini juga merupakan bagian dari tokoh pemuda yang turut serta dalam peristiwa Rengasdengklok. Perlu diketa

Kaki-kaki Surga Menghentak Dunia

SEBA BADUY tahun ini kembali digelar dengan tema "EXCITING BANTEN On SEBA BADUY ", oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) bersama Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Banten. Dimulai dari proses penyambutan sampai pemulangan dari  21 - 22 April 2018. Dan seperti biasa ribuan kaki surga, para penjaga keArifan Lokal Leluhur Nusantara, kembali memenuhi jalanan mulai dari Pandeglang, Lebak dan terakhir Ibukota Propinsi Banten, untuk mendatangi Bapak Gede (Gubernur Banten).  Acara Seba 2108, kembali dilaksanakan di Alun-alun barat kota Serang, yang dimeriahkan beberapa artis ibukota seperti Budi Doremi, Dimulai dari Ritual penyambutan arak-arakan dari depan Museum Negeri Banten, dengan diiringi oleh hentakan Marching Band Gita Surosowan, Parade Arge boyz, Barongsai, Barisan Kang Banten dan Nong Banten, serta para rombongan Bikers Brotherhood Indonesia. Ritual penyerahan hasil bumi dari masyarakat Baduy tersebut, juga dihadiri oleh Gubernur Banten, Wahidi

Mini Niagara Bekasi

Bekasi merupakan salah satu kota penyangga dari Ibu Kota Jakarta. Bila Anda berkunjung ke Kota Bekasi, wisata yang paling mudah Anda lakukan yakni wisata belanja. Begitu Anda keluar dari pintu Tol Bekasi Barat, tentu akan menemukan banyak pusat perbelanjaan. Tidak hanya wisata belanja, ternyata Bekasi juga memiliki wisata alam seperti air terjun yang harus dikunjungi yakni Curug Parigi. Air terjun tersebut tampak seperti Air Terjun Niagara versi mini yang terkenal di perbatasan Kanada dan Amerika Serikat. Penasaran seperti apa keindahan di sana, saya pun mencoba berkunjung ke sana. Curug Parigi terletak di perbatasan Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi, tepatnya di Jalan Pangkalan 5, Kampung Parigi, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat. Untuk bisa sampai di sana, memang perlu mempersiapkan waktu lebih banyak, sebab kondisi jalan cukup macet. Jika datang dari arah Mustika Jaya, kemudian ambil arah menuju Jalan Raya Narogong, dapat berbelok ke Jalan Pangkalan 5.  Selama

Andil Pemuda Dalam Bangsa

Optimisme menatap masa depan daerahnya. Caranya, dengan ikut sertanya generasi muda dalam menyukseskan Pilpres & Pileg 2019 mendatang. Dengan ikut andilnya elemen pelajar berkontribusi, dalam pesta demokrasi, tentunya meningkatkan kualitas pemilu negeri ini kedepannya. Dengan cara melakukan kegiatan pendidikan berpolitik secara baik. Hal itu penting untuk menciptakan pemilih yang rasional, cerdas dan mandiri. “Peran pemuda dalam dunia perpolitikan sangat menentukan nasib daerah, bangsa dan negara. Untuk itu, komitmen dan kerja keras sangat di butuhkan terutama menghadapi pemilu” Dengan adanya peran para pelajar dan mahasiswa dalam mengawal proses pemilu. pelajar dan mahasiswa sebagai intelektual muda memiliki tanggungjawab besar kepada masyarakat. “Pemilu tidak hanya sekadar memilih pemimpin, tapi bagaimana memberikan pendidikan politik yang baik terhadap masyarakat agar proses demokrasi yang berjalan selama ini benar-benar dirasakan,” tegasnya. Dan tentunya pemilih pemula per

Bangsa Besar Yang Dikerdilkan

Lihatlah betapa kecilnya Nusantara Indonesia dalam peta dunia, padahal dalam logika sehat kita, tidak akan mungkin Negara dengan 17.000 pulau, digambarkan dengan sangat kecil. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau, di mana hanya sekitar 7.000 pulau yang berpenghuni. Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Sumatra dan Papua merupakan pulau utama di Indonesia. Selain itu Indonesia juga memiliki pulau-pulau kecil seperti Bali, Karimunjawa, Gili dan Lombok yang merupakan tujuan wisata lokal maupun internasional. Ibukota negara Indonesia adalah Jakarta, yang terletak di Pulau Jawa. Dilihat dari segi geografis, kepulauan Indonesia terletak antara 5° 54′ 08″ bujur utara hingga 11° 08′ 20″ bujur selatan dan 95°00’38“ sampai 141°01’12“ bujur timur. Beberapa pulau terletak di garis ekuator. Karena itu, siang dan malam memiliki waktu yang hampir sama, yaitu 12 jam. Atas dasar letak geografis yang luas, wilayah Indonesia dibagi menjadi 3 zona waktu y

BOROBUDUR : Candi Budha Terbesar Di Dunia

Diseluruh dunia tersebar banyak candi, yang menyimpan berjuta-juta cerita sejarah. Namun dari sekian candi itu, ada yang tersohor lantaran, bentuknya yang digadang-gadang memiliki ukuran paling besar, termasuk diantaranya candi di Indonesia. 1. Candi Baalbek Baalbek sering disebut juga Heliopolis, yaitu sebuah situs arkeologi yang spektakuler, ymdan berlokasi di timur Lebanon. Dari abad 1 SM, orang Romawi membangun 3 candi, seperti Jupiter, Bacchus dan Venus. Candi diciptakan untuk menjadi yang terbesar dikekaisaran Romawi. Candi Bacchus yang terbesar dibangun pada 150 Masehi. Candi ini mempunyai panjang 69 meter, dan lebar 36 meter. Didindingnya terdapat 42 pilar, dan tingginya mencapai 62 kaki. 2. Candi Kristus Sang Juru Selamat Salah satu bangunan paling mengesankan dan kontroversial, di Moscow ini, menyimpan sejarah singkat singkat tapi bergejolak. Pada awalnya setelah kekalahan Napoleon, candi ini direncanakan berdiri. Namun pembangunan tidak juga dimulai sampai 1839. Pada

Metamorfosis Gendhing Ke Metal

Jakarta Punya HAMMERSONIC!!! Bandung Punya HELLPRINT!!! Bekasi Punya BEKASI BAWAH TANAH!!! BEKASI BAWAH TANAH  adalah acara kebanggaan Metalhead Bekasi, yang digelar setiap tahunnya, oleh salah satu EO lokal Bekasi, yang di penuhi oleh para raksasa Metal Nusantara. Seperti yang baru saja digelar, yaitu Bekasi Bawah Tanah 14, yang bertempat di Lapangan Jaladaphura Komplek AURI, Bekasi Timur. Sekitar 9000 massa hitam, memenuhi lokasi acara sejak pagi hari, hanya untuk melihat band kesayangan mereka, yang tentunya tidak satu kota dengan mereka. Seperti Begundal yang menantikan BURGERKILL asal Kota Bandung, atau juga COLONY yang menyiapkan diri, untuk menyambut Band kesayangan mereka tampil. Antusias para Metalhead, tidak pernah surut, sejak perhelatan besar ini digelar belasan tahun yang lalu di Kota Bekasi. Dan yang tidak bisa dipungkiri, para Metalhead adalah Komunitas yang tertib, yang sangat menikmati aliran musik gahar, dibanding aliran musik lain yang se

Serpihan Surga Yang Jatuh KeBumi

Foto: Pribadi Akhirnya doa Saya terkabul, karena berkesempatan bisa mengunjungi Tanah Papua atau yang lebih dikenal sebagai   "Serpihan Surga Yang Jatuh Kebumi".  Dalam kesempatan tersebut, saya juga menemani beberapa orang dari Kementrian Pendidikan, untuk mengumpulkan data, guna merilis tulisan ulang tentang Taman Nasional Lorentz, untuk bahan penilaian oleh pihak UNESCO. Beberapa saat sebelum jadwal pemberangkatan, saya sempat berbincang-bincang, dengan salah satu dari utusan kementrian tersebut.  Dengan semangat, saya katakan bahwa kepergian ini, adalah salah satu hasil dari doa saya selama ini, untuk bisa mengunjungi salah satu propinsi paling timur, yang berbentuk kepala burung tersebut. Setelah mengalami kendala, karena pesawat yang kami tumpangi delay selama satu jam, akhirnya kami bersiap untuk memulai penerbangan menuju Bandara Sentani Jayapura. Setelah merasakan penerbangan selama 3 jam, akhirnya sampai juga saya menginjakkan kaki di Bumi Papua,

Komunitas Mancing BKKBN - Mustika Jaya

Seiringnya membicarakan mancing, akhirnya atas inisiasi dengan beberapa rekan seperti Bramanda Putra, Pujie Saksono, Warno dan yang lainnya. Akhirnya disepakati untuk membuat komunitas mancing dengan nama KOBAC, atau disingkat Komunitas Bait Casting, yang berada di Perumahan Bkkbn - Mustika Jaya. Akhirnya pada tanggal November 2016, kami mendirikan komunitas mancing, yang beranggotakan sekitar puluhan pemancing, dengan keahlian dan pengalaman masing-masing dalam dunia casting. Beberapa lokasi spot mancing sudah kami jelajahi, seperti Waduk Cirata, Waduk Jatigede sampai beberapa bagan laut.  Untuk beberapa gelaran acara mancing, juga sering juga kami ikuti, mulai dari Shimano sampai undangan dari berbagai komunitas mancing yang ada di Bekasi sampai Tangerang. KOBAC hanyalah penikmat dan juga pemerhati lingkungan hidup. Jadi bergabunglah dengan kami, agar habitat ikan yang ada di Bumi Indonesia, tetap terjaga kelestariannya. Salam Nusantara Firmansyah Mawero

Generasi Milenial

Penggunaan media sosial yang terus meningkat memantik perdebatan sengit di antara para psikolog: apakah 'kids zaman now' lebih narsis daripada generasi sebelumnya? Di beberapa lokasi di Mustika Jaya, saya sering memperhatikan, banyak anak muda, baik lali-laki maupun perempuan muda, sering menghabiskan waktu berjam-jam, hanya untuk bersenda gurau atau sekedar menghabiskan isi memori handphone mereka, yang tentunya hasilnya tidak akan pernah dicetak sampai kapanpun. Asumsi saya justru, generasi milenial yang sedang booming ini, seperti tidak ada kegiatan lain, selain kongkow, bermotor ria, sampai menghabiskan malam bersama dengan teman sejawatnya. Betapa maraknya fenomena ini, sehingga, kadang memicu streotip negatif tentang perilaku mereka yang kebanyakan, menimbulkan pandangan negatif dari masyarakat sekitar. Sulit menepis kesan bahwa para generasi milenial, justru melihat dirinya sebagai pusat alam semesta, bahwa mimpi-mimpinya sungguh menarik dan penting. Seperti inikah

Konspirasi Sejarah Bangsa

Isu kejatidirian bangsa Indonesia, bahwa Indonesia adalah pusat peradaban dunia, semacam Atlantis, dalam pengamatan saya mengemuka dalam tiga tahun terakhir ini. Ini seiring dengan terbitnya terjemahan dua buku kontroversial,  " Atlantis itu Indonesia "  (Arysio Santos, 2009) dan  " Eden in the East "  (Stephen Oppenheimer, 2010). Saya berandai-berandai, bila kedua buku itu tidak diterjemahkan dan diterbitkan di Indonesia, mungkin isu kejatidirian bangsa tak mengemuka serius sekarang, meskipun Soekarno sudah meneriakkan soal jati diri bangsa lebih dari 50 tahun yang lalu. Buku Atlantis itu kemudian melahirkan banyak buku lain tulisan orang-orang Indonesia yang umumnya mendukung bahwa Atlantis itu Indonesia. Beberapa kalangan pejabat atau tokoh masyarakat pun ramai-ramai mendukung tesis yang digulirkan Santos ini entah apa tujuannya, mungkin berusaha mengangkat jatidiri bangsa yang mungkin dalam pandangan mereka tengah merosot. Saya dengar sendiri itu diucapkan dar