Langsung ke konten utama

Mini Niagara Bekasi

Bekasi merupakan salah satu kota penyangga dari Ibu Kota Jakarta. Bila Anda berkunjung ke Kota Bekasi, wisata yang paling mudah Anda lakukan yakni wisata belanja. Begitu Anda keluar dari pintu Tol Bekasi Barat, tentu akan menemukan banyak pusat perbelanjaan.
Tidak hanya wisata belanja, ternyata Bekasi juga memiliki wisata alam seperti air terjun yang harus dikunjungi yakni Curug Parigi.
Air terjun tersebut tampak seperti Air Terjun Niagara versi mini yang terkenal di perbatasan Kanada dan Amerika Serikat. Penasaran seperti apa keindahan di sana, saya pun mencoba berkunjung ke sana.
Curug Parigi terletak di perbatasan Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi, tepatnya di Jalan Pangkalan 5, Kampung Parigi, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Untuk bisa sampai di sana, memang perlu mempersiapkan waktu lebih banyak, sebab kondisi jalan cukup macet. Jika datang dari arah Mustika Jaya, kemudian ambil arah menuju Jalan Raya Narogong, dapat berbelok ke Jalan Pangkalan 5. 
Selama melintasi Jalan Raya Narogong, saya pun menemui kendaraan besar seperti truk dan tronton. Bahkan sering pula menemukan truk sampah berlalu lalang di sana, sebab lokasi curug ini dekat dengan TPST Bantargebang juga kawasan industri.
Untuk menghindari kemacetan di perjalanan, sepeda motor menjadi pilihan transportasi terbaik sebagai transportasi. Bila menggunakan sepeda motor dari arah Mustika Jaya, hingga curug membutuhkan waktu sekitar 25 menit.
Sesampainya disana, saya pun terkagum melihat air terjun ini, karena tak mengira ada obyek seperti ini di Kota Bekasi yang lekat dengan gaya metropolis. Air terjun yang merupakan aliran air Kali Bekasi ini melaju cukup deras dari ketinggian batu sekitar kurang lebih tiga meter. Karena cukup dangkal, rasanya para pengunjung pun bisa bermain air di sana.
Memandangi air terjun dari titik yang lebih dekat rasanya indah sambil mendengarkan suara air yang terus berjatuhan. Namun, ironisnya air terjun ini tak seindah yang dibayangkan.
Di bebatuan yang dekat dengan air terjun terlihat banyak sampah yang berserakan, terutama sampah rumah tangga, mulai sampah makanan hingga sobekan kasur-kasur kapuk. Tentu saja sampah tersebut mengalir dari sungai yang kemudian tersangkut di bebatuan sungai.
Saya pun terus menikmati cipratan dan suara air terjun. Sudah cukup lama saya berada di sana, tetapi belum ada lagi pengunjung yang datang. Rasanya air terjun hanya milik saya.
Hari sudah semakin panas, saya pun beranjak untuk kembali pulang. Menurut warga sekitar, sebenarnya waktu yang paling tepat berkunjung ke Curug Parigi adalah ketika sore hari sambil melihat terbenamnya matahari. Akan tetapi, dengan catatan hari itu tidak turun hujan.
(Firmansyah Mawero)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mereka Ada Diantara Kita!

Psikopat adalah orang yang karena kelainan jiwa, menunjukkan perilaku menyimpang sehingga sulit bergaul. Psikopat berasal dari kata 'Psyche' (jiwa) dan 'Phatos' (sakit). Jadi Psikopat adalah jenis Sakit Jiwa. Ciri Psikopat antara lain: 1. Pandai bicara 2. Punya karisma yang menipu 3. Narsis 4. Sering memandang rendah orang lain. 5. Suka berbohong 6. Tidak merasa takut, menyesal atau bersalah 7. Seringkali anti sosial (minder) 8. Selalu minta perhatian dan dikasihani 9. Tiba-tiba jadi pendiam dan lama-lama menghilang 10. Terus mengganggu Psikopat bukan hanya pelaku kejahatan, tapi bisa juga pekerja profesional yang sukses.  Psikopat mudah bergaul dengan lingkungan, pandai memikat lawan bicara dan mampu meniru emosi. Ingat Dan Waspada !!!!

Fenomena Crown Shyness

Crown Shyness atau pelepasan kanopi merupakan fenomena alam yang misterius. Hal ini terjadi di mana mahkota beberapa jenis pohon tidak saling bersentuhan, tapi dipisahkan oleh celah yang terlihat sangat jelas dari permukaan tanah. Efeknya biasanya terjadi di antara pohon-pohon dari spesies yang sama, tapi telah diamati terjadi pula dengan pohon-pohon dari spesies yang berbeda. Fenomena pelepasan mahkota ini pertama kali didokumentasikan selama tahun 1920an, tapi para peneliti belum dapat mengetahui penyebab dari fenomena tersebut. Ada banyak teori yang beredar di kalangan ilmiah, yang sebagian besar masuk akal. Namun tidak ada yang bisa membuktikan mengapa beberapa pohon bisa tidak saling bersentuhan. Ahli hutan asal Australia, M.R. Jacobs menulis bahwa tiap pohon tumbuh sensitif terhadap abrasi, yang berakibat dengan kesenjangan kanopi atau Crown Shyness. Namun beberapa ilmuwan mengatakan bahwa Crown Shyness merupakan pertahanan alami pohon dari penyabaran serang...

Sunda Ajaran Leluhur Nusantara

Foto: Istimewa Tri tangtu adalah cara berpikir masyarakat tradisional Sunda. Tri tangtu berasal dari bahasa Sunda, di mana kata tri atau tilu yang artinya tiga dan tangtu yang artinya pasti atau tentu. Masyarakat tradisional Sunda memaknai tri tangtu sebagai falsafah hidup yang berpedoman pada tiga hal yang pasti yakni; Batara Tunggal yang terdiri dari Batara Keresa, Batara Kawasa dan Batara Bima Karana. Cara berpikir dalam pola pembagian tiga adalah umum untuk masyarakat Indonesia,karena orang Indonesia hidup dalam pertanian ladang. Dalam pandangan hidup orang Sunda, ditegaskan bahwa orang Sunda tidak mengandalkan keyakinan hidupnya itu pada kekuatan diri sendiri saja, melainkan pada kuasa yang lebih besar, pengguasa tertinggi, sumber dan tujuan dari segalanya, yang disebut dengan berbagai nama, antara lain Gusti Nu Murbeg Alam. Dalam masyarakat Sunda,tri tangtu diterapkan dalam sejumlah hal, antara lain: 1. Senjata kujang, yang mempunyai tiga fungsi sekalig...